Alahan Panjang, solok
2.08 AM 15/12/2013.. pertengahan 1/3 malam, langit diluarpun masih gelap gulita. Masih lama menunggu subuh.
Suasana malam,
hening, sepi dan sendiri memang suasana yang paling baik untuk melakukan
muhasabah. Muhasabah terhadap diri sendiri, tentang dosa-dosa yang pernah
terkerjakan, tentang amalan yang hanya sedikit, bagaimana kalau mati nanti,
sendirian, gelap dan sempit. Ahh...
Melihat
seisi kamar, ah waktu cepat sekali rasanya berlalu. Rasanya baru kemarin saja mengenakan seragam biru sekarang sudah menjadi mahasiswa. Ah waktu cepat
sekali rasanya berlalu. Dahulu kami masih bermain bersama, sekarang sudah terpisah
jarak ribuan Km saja.
Foto kenangan itu masih terpajang, rapi malah. Foto kita berempat, ketika sibungsu baru saja lahir ketika anak ketiga sudah terbiasa dipanggil adik. Kita berempat berfoto bersama dikamar rumah sewaan, waktu itu kami mengontrak dan sampai sekarangpun masih mengontrak. Kenangan indah bukan, kenangan bermain bersama, kenangan ribut bersama. Pokoknya semua tentang kita. Ah ternyata kita sudah dewasa saja.
Disudut lainnya, di tempat tidur bertingkat milik sisulung, memori coret-coretan nama masing-masing di papan tempat tidur masih terbekas indah. Nama kita berempat. Hari ini memori tentang kita terulang lagi. Memori tentang kita berempat. Kita yang selalu berbeda satu sama lain, kita yang selalu menghabiskan hari sampai pagi bercengkrama bersama, kita yang selalu punya kebiasaan berbeda, ini tentang kita.
Memori dengan sisulung, memori yang paling banyak terjadi. Jarak kami 1,5 tahun, dari kecil rasanya saya selalu
menyusahkannya. Saya yang selalu menurut untuk main kerumah temannya, saya yang
selalu memarahinya, saya yang selalu mengikutinya, saya yang selalu memaksakan
kehendak dan dia yang mengalah. Kami mempunyai karakter bak langit dan bumi. Saya
dengan karakter keras, kekanak-kanakan, pemaksa kehendak dan dia dengan
karakter pengalah, dan penyabar. Dia orang yang tidak pernah meminta, kalau
ditanya ingin beli apa, pasti jawabnya terserah. Sederhana sekali bahkan yang
sampai hari ini pun masih begitu padahal sudah kuliah di kota kembang. Sederhana sekali tampilannya bahkan setiap pulang kerumah selalu dengan tas
kecil yang bajunya yang jarang sekali bertambah, ketika ditanya dia
hanya menjawab, “ah itu hanya fashion, yang penting masih bisa dipakai”
walaupun saya tau seleranya tergolong elit. Sisulung mengajarkan saya banyak
hal bahwa hidup jangan terlalu berobsesi, dahulunya saya sangat terobsesi
terhadap apapun, tingkah lakunya yang biasa saja tapi membuat orang selalu
sayang kepadanya itu yang selalu saya coba aplikasikan. Dia juga mengajarkan
bahwa sayang itu sederhana, dia yang selalu rutin mengajak sibungsu bermain
ketika dia pulang, dia yang selalu memperlakukan orang dengan cara baik. Saya selalu
merasa dia lelet sekali, padahal memang karakter dia yang melankolis, kerja
lambat tapi teliti. Dia terkenal tidak pernah membantah dan tidak pernah
menunjukan wajah yang tidak suka ketika dimarahi. Susah sekali mencari orang
seperti ini.
Sisulung saat ini sedang
berkutat dengan tugas akhirnya, saya sangat tau rasanya jadi anak paling tua,
selalu ditanya kapan selesai, ditanya sehabis ini mau kemana ? ah saya yang
paling sering memang menanyakan hal itu. Sepertinya dia sudah mulai malas
bertelfonan dengan saya, soal.a pertanyaannya selalu tentang itu padahal banyak
hal yang ingin kami bicarakan. Walaupun begitu tetap semangat dengan tugas
akhirnya, semoga cepat diselesaikan soalnya saya ingin main
kebandung lagi, yang penting kerja ditingkatkan dan amalpun ditingkatkan. Kami menunggu Togamu Muhammad Rizki Novsyiami
Kemudian tentang anak ke 3. Dari
kecil sudah terbiasa dipanggil adik, merasa sudah menjadi yang paling kecil. Memori
tentangnya selalu mengenai kami
berselisih paham. Dari kecil kami jarang sekali akur, kami selalu membully satu sama lain. Karakter kami
sama-sama keras kepala. Namun hal ini membuat kami dimasa ini saling
memengerti. Dia merupakan yang paling sering saya ‘teror’ mulai dari dia awal
masuk SMA. Meneror dengan segala deretan yang harus dikerjakannya selama SMA,
kamu harus ini, kamu harus ikut ini, kamu harus mengambil ini nantinya dan
segala keegoisan saya. Sebenarnya hal
ini sangat tidak baik, anak dimasa berkembang, jangan dituntut hal yang tidak
sama dengan minat dan bakatnya, biarkan mereka menemukan sendiri passionnya. Dia
yang selalu saya susahkan ketika kuliah ini, antar sana, antar sini ketika
dirumah dan banyak hal menyusahkan lainnya.
Sekarang dia sedang kelas 3 SMA saja, ah memang waktu cepat berlalu. Pesan saya :
semangat mengerjakan UAN, bersungguh-sungguh dan pilihlah universitas dengan
jurusan yang sangat sesuai dengan bidang kita.
Bukan apa kata orang, tapi apa kata bakat dan minat kita. Tidak ada
jurusan yang jelek, yang penting bagaimana kita mengembangkan diri disana. Dia
Muhammad Iqbal Novsyiami
Yang terakhir tentang sibungsu. Sibungsu
yang ADHD / Hiperaktif, dari kecil sudah terlihat lincahnya. Dia yang paling
kami sayangi, dia yang selalu bermain komputer dengan game kesukaanya, dia yang
sangat menyukai sate, dia yang suka touring,
dia yang senang sekali menghafal nama tempat, dia yang selalu bersungguh-sungguh terhadap hal baru, selalu menyukai tantangan dan ini tentangnya. Dia dengan
segala keterbatasannya yang tidak mau pergi sekolah tapi anak dengan tingkat
kecerdasan yang tinggi setelah sisulung. Dia anak yang tidak pernah
takut dimarahi. Semenjak kecil rezekinya ada-ada saja. Dia yang sedari kecil
sampai sekarang sering ditinggal. Kami menyayangimu Muhammad Ikhsan Novsyiami.
Ini cerita tentang kita. Kita yang setiap pagi minggu standby memonton kartun. Kita
yang setiap pagi makan bersama dan menebar
nasi disepanjang rumah. Kita yang selalu mencari hal baru. Kita yang selalu
bermain game bersama. Kita yang selalu curhat bersama sampai pagi. Kita yang selalu bekerja bersama apabila ada orderan. Ini semua
tentang kita. Walaupun nanti kita telah terpisah jarak. Pastikan hati kita
tetap untuk kita, pastikan apa yang kita buat adalah yang bisa membanggakan
ayah dan ibu. Saya kadang sangat berdosa, kadang terlupa mendo’akan mereka. Semoga
kita dapat berkumpul nanti dijannahnya Allah dalam suatu keluarga yang utuh lagi.
Tentang kita abang, corri, adik dan ikhsan. Mari kita buat bangga Ayah dan Ibu.
feedback yo corr ka http://allpha992.blogspot.com/
BalasHapus