Jumat, 07 Februari 2014

“Saat behel-mu mengalihkan pandangan-ku”

Diposting oleh Corrina Heparti Novsyiami di 08.15


Tulisan ini hanya bentuk keisengan  saya mohon ma’af sebelumnya kalau judulnya agak sedikit lebay, diluar ejaan yang disempurnakan apalagi mengikuti kaidah EYD yang tanda baca harus ini dan itu, maklum  nilai Bahasa Indonesia saya rendah, tapi tenang KTP saya masih Indonesia kok.


            Behel ? apaan tu ? seriusan, saya sudah mencarinya dikamus kedokteran gigi yang saya pinjam dari sari anggrek, tidak ada istilah behel. Trus kenapa  banyak masyarakat yang membicarakan istilah behel, “cie behel baru tu, hukhukhuk. Kemudian saya bertanya kepada mbah legendaris kita. Apalagi kalau bukan mbah gugle. O ternyata dan ternyata behel sama kayak kawat gigi, o alat ortho (alat yang dipakai untuk mengharmoniskan susunan gigi) toh, mungkin maksud spesifiknya alat ortho cekat, beneran ? CMIIW  (Pelok an kok ambo salah). Jadi kalau behel adalah alat ortho cekat. Hmhmhmmm kenapa jadi perbincangan ya ?




            Nah karena sebegitu niatnya saya dengan sibehel ini. Saya menemukan sejarah kapan sih si behel ini booming buanget. Ternyata dari beberapa sumber yang saya dapat belum lagi jurnal yang saya bongkar (emangnya ada jurnal yang bahas ini, ngak lah ya) boomingnya behel ini bermula dari trend remaja muda-mudi dengan isitilah 3B (ba BB, Ba behel dan Ba bombom jazz {oto jazz}). Dari isu mutahkir inilah mulai banyak anak muda yang merengek “ma, pa, *** (nama sipelaku) pakai behel ya?”  **Semua foto saya ambil dari google**


Ini yang disebut behel goceng kali ya

Saya ragu antara ingin tertawa atau prihatin. Banyak masyarakat yang berlomba-lomba ingin tampil modis dengan memakai behel padahal tidak ada indikasi medis penggunaannya. Sehingga  mulai banyak usaha ilegal perdagangan behel ini. Salah satunya behel goceng. Beberapa tahun yang lalu kedokteran gigi Unand yang saya cintai dengan segenap tumpah darah bangsa. MERDEKA! Pernah mengadakan seminar sehari bertemakan behel  goceng. Nah apa itu behel goceng ? ialah behel yang bisa dibongkar pasang oleh si pemakai, sesuai nama harganya goceng, kalaupun ngak goceng, pokoknya lebih murah dari biasanya, dan faktanya banyak dijual didepan sekolah sama kayak aksesoris rambut gitu mungkin ya. Pada saat seminar itu juga sipemateri menanyakan itu kawatnya, kawat apa ? kenapa bisa dapet murah ? kawat jemuran? Jangan-jangan ngak ada anti karatnya, wuih mau benda yang berkarat masuk mulut?






Kemudian dampak menggilanya behel ini mulai banyak tukang gigi yang berani buka lapak jasa pemasangan behel. Padahal tukang gigi hanya diperbolehkan untuk pembuatan gigi palsu. Tapi tukang gigi sekarang malah banyak yang berani dari dokter gigi, bisa saja suatu hari nanti tukang gigi buka jasa pemasangan implant gigi  atau jasa bedah celah palatum. Yang benar aja kompetensi spesialis yang rela bertahun-tahun sekolah lagi diambil dengan mudahnya. Untuk masalah tukang gigi ada Undang-undang khusus yang mengatur. Bahwa ini termasuk kepada profesi yang keahliannya didapat secara turun temurun tapi hanya boleh melakukan tindakan tertentu, dan ini masyarakat yang tidak paham.  Banyak yang masih menyamaratakan. Hasilnya ? ketika ada komplikasi dari perawatan sang tukang gigi ya ujung-ujungnya baru ke dokter gigi.


Ahli gigi /tukang gigi hanya diperbolehkan untuk pemasangan gigi palsu (walaupun sebenarnya dari dinkes ingin mencabut izin praktek tukang gigi, tapi.. ya begitulah)

Ternyata maraknya penggunaan behel ini tidak hanya menggiurkan masyarakat awam saja, tapi juga menggiurkan kalangan medis sendiri. Jangan heran  banyak dokter gigi yang nakal berani pasang behel padahal bukan kompetensinya. Nah untuk diketahui dokter gigi umum (s1) yang katanya kuliah 5,5 tahun belum boleh memasangkan alat orhto cekat (kayak behel) sebelum mengambil pendidikan spesialis atau mengikuti training khusus. Karena ini bukan standar ”jipi” mbak bro. Standar dokter gigi umum yang belum apa-apa untuk dunia perkawatan hanya sebatas alat ortho lepasan. Itu lho alat yang bisa dilepas, dipakai selama berapa jam gitu dalam sehari  untuk menggerakan gigi yang ringan. Atau dokter gigi yang tidak memasangkan sesuai indikasi penggunaan behel. Karena pemasangan behel bukan mutlak estetik saja tapi hal utama yang diperhatikan ialah indikasi medisnya.

Ini yang disebut dengan alat ortho lepasan, bisa dicabut-pasang dan boleh dilakukan oleh dokter gigi S1, co-ass juga boleh :D

Nah setelah kita bercerita tentang fakta lapangan. Sebenarnya behel itu apa sih ? kalau kita diatas sepakat bahwa kita kerucutkan kepada ortho cekat. Maka si ortho cekat ini mempunyai beberapa komponen yang saling berkesinambungan untuk meratakan dan mengembalikan susunan gigi menuju keharmonisan. Kemudian apa sebenarnya tujuan dari penggunaan behel ini ? penggunaan behel ini diindikasikan pada orang-orang dengan struktur gigi yang kurang harmonis yang menyebabkan kelainan pada rongga mulut atau bahkan menyebabkan kelainan pada  wajahnya secara keseluruhan (nah kira-kira itu dalam bahasa sederhananya, bahasa bukunya sengaja tidak saya copy, saja aja ngak ngerti :P). Jangan salah, penggunaan behel tidak semata untuk estetika, biasanya penggunaan behel ini sangat dianjurkan pada orang yang karena susunan giginya kurang harmonis menyebabkan retensi makanan menumpuk dan mudah terjadi karies. Pada orang yang karena susunan giginya yang kurang harmonis menyebabkan hubungan terhadap sendi rahangnya bermasalah yang dikeluhkan dengan sakit saat membuka mulut, dain lainnya. Atau pada orang dengan kondisi gigitan yang abnormal. Dan tentunya penggunaan ortho cekat ini pada kasus yang tidak bisa lagi ditangani oleh alat ortho lepasan.  Ma’af kalau salah, masih belajar ya :)



Ini beberapa bentuk susunan gigi yang diindikasikan memakai ortho cekat


             Nah dari penjelasan diatas, kita sudah sama paham. Bahwa penggunaan behel itu udah dari zaman dahulu kala. Bagi yang tertarik dan ingin tau bisa lah membaca dan memahami sejarah bapak  Angle, bapak orthodonti modern. Bukan berarti karena behel menjadi marak, kita ikut-ikutan memakai behel dan tanpa ada indikasi medisnya, justru membuat rugi diri sendiri. Ini saya copy dari salah satu situs tanya jawab dokter gigi



“Pemasangan kawat gigi tidak boleh sembarangan, karena harus melalui berbagai prosedur pemeriksaan klinis dan analisa yang cukup rumit, di antaranya analisa model gigi anda, analisa foto rontgen panoramik dan cephalometrik. Kesimpulan dari hasil analisa tersebut mencakup perlu dilakukan pencabutan atau tidak, pelebaran rahang atau tidak, pengasahan gigi atau tidak, pemilihan alat dan bahan ortodonsia yang tepat, serta perkiraan hasil akhir perawatan.

Berbagai persyaratan kondisi rongga mulut untuk pemasangan kawat gigi-pun cukup banyak, misalnya tidak boleh ada karang gigi, kesehatan gusi harus optimal, tidak boleh ada gigi yang berlubang, serta tidak boleh ada sisa akar gigi.

Sterilitas dan kebersihan alat, serta kebersihan operator juga diperlukan selama tindakan perawatan gigi. Jika tidak dipenuhi, infeksi silang antara pasien yang satu dengan yang lain, serta pasien dengan operatornya akan terjadi.

Semua prosedur di atas tentu saja tidak akan dijalani oleh seorang “ahli gigi”. Efek samping yang akan terjadi jika kawat gigi dipasang tidak sesuai prosedur adalah gigi akan bergerak secara ekstrim, yang justru akan semakin memperparah susunan gigi-geligi anda, menyebabkan gusi meradang, sehingga gigi anda akan mengalami kegoyangan yang hebat. Kemungkinan lainnya adalah gigitan antara gigi atas dan gigi bawah juga tidak akan harmonis dan terjadinya nyeri pada sendi rahang anda.


Ini salah satu efek penggunana behel sembarangan

            Bagian yang saya bold merupakan efek samping dari penggunaan behel secara sembarangan. Apa aja ? 1. Gigi akan bergerak secara ekstrim, yang malah memperparah susunan gigi, karena sebelum pasang behel, pasien idealnya dilakukan foto rongten dan dilakukan analisa tajam terhadap pasien. Ini sudutnya berapa. Gaya apa yang akan timbul. Ini bagaimana. Rumit pokoknya. 2. Peradangan gusi yang mengakibatkan gigi menjadi goyang. 3. Nyeri sendi. 4. Kesterilan kerja pada saat pemasangan, bisa terkena infeksi dan keamanan alat yang dipakai. Apalagi untuk behel goceng yang harganya murah, bisa-bisa kawatnya juga sembarangan. Aduh bahaya banget. Memang sih pasang behel di dokter gigi spesialis mahal, tapi insya Allah ngak akan membuat rugi dan sudah diperhitungkan baik buruknya. Sedangkan yang pakai behel karena indikasi medis saja banyak aturannya, mesti bersihin mulut lebih sering, harus kontrol, sudah dapat bimbingan dokter masih terkadang dijumpai perawatan yang gagal. apalagi yang cuma sekedar iseng ?


Ini salah satu bentuk analisa dokter gigi sebelum pemasangan ortho cekat kepada seseorang. sebenarnya ada gambar yang lebih jelas, tapi saya tidak mendapatkannya :)

            Semoga tulisan ini dapat menjadi bahan cerita bahwa ternyata sesuatu yang booming itu ngak harus diikuti semua. Kalau kita benar-benar butuh karena ada indikasi medisnya yo wess. kalau ngak malah merugikan diri sendiri karena kesehatan terganggu, duit habis dan menyiksa diri sendiri. Saya ingin nyanyi deh buat yang memakai behel hanya untuk tampil cantik “you are beautiful, you are beautiful, kamu cantik-cantik apa adanya” ini lagu siapa yak? Alay saya mulai kambuh. Sekian saja, mohon ma’af kalau ada kata yang salah, wabilahitaufikwalhidayah, Assalamu’alaykum wr.wb






0 komentar:

Posting Komentar

 

Segores Tinta, Sekeping Hati, Mujahidah Sejati Blog by Corrina | Facebook