“Tidak ada penyesalan apakah kita bertemunya baru kemarin sore dan membicarakann semuanya. Tidak ada yang sia-sia. Masih ada waktu untuk mengubah segalanya, Semangat !”
Saya
selalu saja ingin menjadi seorang spesialis di blok yang sedang saya pelajari. Terkadang
saya ingin menjadi spesialis penyakit mulut, spesialis periodonsia, spesialis
ortodonsia atau ingin melanjutkan master dibidang manajemen rumah
sakit, public health atau apa saja yang sedang saya pelajari, labil memang J
Dan
tara sekarang saatnya masuk ke blok ‘sesuatu’ bedah mulut. Mungkin efek nonton
code blue juga saya sangat ingin sekali menjadi seorang oral surgeon. Needle, scapel,
hemostat, syringe dan lainnya. Saya merasa
menjadi seorang ahli bedah mulut pasti akan sangat sibuk, banyak pasien dalam
kondisi emergency, fraktur
maxilofacil atau abses diregio maxilofacial dan kondisi sulit lainnya. Bisa saja nanti
yang datang pasien dalam kondisi shock atau kita melakukan kerja tim yang
beriringan dengan dokter bedah lainnya. Setiap hari datang pasien dalam kondisi
yang berbeda-beda. Secepat kilat kita memutuskan treatment apa, tindakan cepat dan ya begitulah, ada perasaan luar
biasa yang tidak bisa disampaikan.
Menjadi
seorang ahli bedah mulut tidaklah semudah yang difikirkan, tidak akan ada
hari-hari tanpa membaca buku, bedah jurnal, bedah kasus dan kegiatan lainnya. Bedah
mulut harus paham anatomi, fisiologi dan patofisiologi lebih. Harus bisa
bergerak gesit, cekatan, tidak ceroboh dan mampu berfikir kritis. Ya setidaknya
itulah gambaran seorang oral surgeon yang
saya dengar dari lingkungan sekitar.
Sepengamatan
saya, pada blok ini lumayan banyak teman-teman saya yang juga tertarik ke
bagian ini. Sering ada kelompok diskusi diperpustakaan. Sekali diskusi 4 atau 5
buku terbentang dan semuanya bahasa inggris, ditunjuk satu orang dengan
kemampuan bahasa inggris yang bagus untuk mentranslate sedangkan yang lain
mendengarkan dan yang paham dari hasil translate-an itu menjelaskan lagi kepada
yang lain dalam bahasa yang lebih sederhana Atau juga diskusi dilakukan didalam
kelas, ruangan lainnya yang bisa diisi oleh banyak orang, setiap hari saya
selalu mendengar obrolan teman saya baik yang sedang santai, serius atau
duduk-duduk tentang bedah mulut. Download video bedah yang merupakan standar
dokter gigi S1, membagikan kepada yang lain, mengajarkannya kepada semua orang.
Sore itu sepertinya akan hujan lebat. Saya masih
berdiam diri di ruang dosen, bersama seorang dosen, mengedit pertanyaan
sebuah talkshow kesehatan gigi dan mulut yang akan beliau
sampaikan. Cukup lama kami berbincang dan banyak hal yang kami perbincangkan.
Beliau bertanya mengenai minat saya, saya spontan menjawab sangat minat untuk
menjadi seorang oral surgeon,
karena saya sadar diri, saya tidak ahli dibagian skill-skill yang telah
saya pelajari sebelumnya. Ternyata beliau juga meminati hal yang sama, karena
satu dan lain hal beliau tidak jadi melanjutkan ke program bedah mulut tapi ke
spesialisasi lain. Beliau memotivasi bahwa kalau ingin menjadi seorang bedah
mulut rajin-rajin belajar, rajin-rajin baca buku, perkuat teori dan teknik
dan tahan banting. Saya mulai paham. Beliau juga melakukan evaluasi
akademik saya, dan jlebb, memotivasi saya untuk lebih meningkatkannya lagi,
masih belum mencapai standar untuk melanjutkan kejenjang spesialisasi bedah
mulut sepertinya.
Kadang saya terlalu banyak impian tapi MALAS untuk bergerak dan
memperbaiki kesalahan. Ya benar dengan pengetahuan, skill dan nilai yang
saya punya sekarang memang belum akan mencapai standar calon dokter spesialis
bedah mulut. Dan benar saja. Pepatah yang mengatakan bahwa penyesalan selalu
dikhir acara selalu benar adanya. Saat itu saya menyesal dan entahlah, saya
sering sekali menyesal karena lalai belajar. Namun selau saja saya kalah
melawan kemalasan diri sendiri. Dan akhirnya waktu luang yang ada tidak
dimanfaatkan. Apalagi ketika akan ujian blok, biasanya saya sudah tidak konsen
belajar lagi. Selalu seperti itu, padahal ujian blok merupakan 50% dari total
nilai secara keseluruhan, saya selalu tidak bisa menaklukannya. Sehingga banyak
sekali dosen saya yang bertanya-tanya. “kenapa nilai corri seperti ini? Saya
berharap banyak loh dari corri” atau “kamu tidak belajar ya corri ?
saya tidak menyangka nilai kamu seperti ini” dan tentu saja saya hanya bisa
menjawab dengan senyum saja. Saya juga tidak mengetahui sampai sekarang, kenapa
saya begitu kesulitan menjawab soal-soal ujian blok. Saya selalu tidak konsen,
tidak bisa terarah dan tidak mengerti dengan pertanyaan yang ada dan tentu
saja, karena ujian blok 50% nilainya, nilai saya segitu-gitu saja,
tidak mencapai standar ******e.
Sudah dari tahun satu saya merasa kesulitan
untuk memahami pertanyaan pada saat ujian blok. Selalu apa yang saya fikirkan
berbeda dengan maksud soal. Saya tidak mengerti kesalahannya dimana dan saya
benar-benar takut setiap akan ujian blok. Lagi-lagi nanti merasa tidak mengerti dengan pertanyaannya. Walaupun saya
sudah membaca bahan kuliah dan membaca soal berkali-kali, namun masih saja saya
merasa asing dengan pertanyaannya. Dengan hasil yang saya capai teman-teman
saya selalu beranggapan karena saya sibuk di sebuah organisasi. Padahal menurut
saya tidak saatnya lagi aktivis bernilai rendah. Tapi tetap harus
menyeimbangkan organisasi dan disiplin ilmu yang dipunya. Ini mungkin pendapat
saya pribadi dan tentu saja cara pandang kita berbeda.
Namun rasanya ini masih
belum terlambat. “Tidak ada penyesalan
apakah kita bertemunya baru kemarin sore dan membicarakann semuanya. Tidak ada
yang sia-sia. Masih ada waktu untuk mengubah segalanya” mari kita lihat nanti,
apakah saya bisa berubah dan memperbaiki semuanya. Menata harapan orang-orang
yang sempat berharap. Semangat !
Mohon do’anya saya dapat menghilangkan sifat malas, dimudahkan didalam
menjawab soal-soal, meningkatkan skill dan pengetahuan akhirat dan disiplin
ilmu dan senantiasa memiliki sifat belajar sepanjang hayat. Keluarga saya senantiasa didalam lindungan Allah, senantiasa bertakwa dan meningkatkan keimanan kepada Allah Subhanahuwata'ala senantiasa diatas sunnah Rasulullah Shalallahu'alaihi wassalam.Serta tentu saja tujuan kita bersama sebagai muslim masuk surganya Allah Subhanahuwata'ala. Do'a yang sama untuk yang mendo'akan saya
doakaan saya jugaa
BalasHapushaaa iya ibu @dentrisaaa :) do'ayang sama untuk ibu dokter.
BalasHapus