Sabtu, 05 Juli 2014

Saya pilih satu, kamu ?

Diposting oleh Corrina Heparti Novsyiami di 08.32

            3 top isu di bulan juli ini : ramadhan, piala dunia dan yang paling panas ialah pemilihan capres – cawapres Republik Indonesia. Pesta demokrasi akan digelar.  Tua -  muda. Laki-laki – perempuan sama-sama akan ikut menjadi saksi lahirnya wajah Indonesia baru  setelah bosan dan muak dengan semua realita yang ada, tak ada salahnya kita masih berharap pada perbaikan yang akan dibawa oleh pemimpin kita nantinya. ( tentu saja  setiap pemilihan kita berharap selalu ada perbaikan. Siapapun dia yang terpilih nantinya).


            Agaknya pemberitaan televisi, koran, radio dan media sosial tiada lain hanyalah berita mengenai empat putra terbaik bangsa yang menisbahkan dirinya menjadi capres dan cawapres 2014-2019. Siapa lagi kalau bukan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. Dari pengamatan, saya memutuskan mendukung pasangan nomor urut satu (prabowo-hatta). Kenapa demikian ? apakah saya latah ikut-ikutan ? tidak ! masih ada sisi rasional saya untuk tidak ikut-ikut dan hanya sekedar latah.  



Mohon ma’af kalau nanti ada pihak yang tersinggung, mari kita berfikir dengan rasional, dengan tidak menjelek-jelekkan dan merasa yang paling benar. Menebar fitnah. Karena seperti ini kawan. Kita yang tidak hidup dilingkungan bapak prabowo atau bapak jokowi kita tidak akan tau yang sebenarnya. Media begitu mudah menipu, mudah memanipulasi. Atau jangan-jangan tulisan saya ini juga manipulasi. Siapa yang tau ? apalagi sumber berita tersebut abal-abal. Mari berfikir jernih dari sumber yang kita lihat dengan mata kepala sendiri. Salah satunya debat capres yang membuat saya akhirnya memantapkan hati

Dari debat capres juga saya melihat bapak prabowo pemikir konsep dan bapak jokowi pemikir lapangan. Dua-duanya sama-sama mempunyai potensi kepemimpinan yang bagus. kondisi Indonesia hari ini mengharuskan kita  butuh pemimpin pemikir konsep, mengembalikan dan memetakan konsep apa yang akan diarahkan untuk Indonesia kedepannya. Karena tentu saja dilapangan akan ada menteri-menteri yang akan merumuskan teknis kebijakan, bagaimana konsep lapangannya dibawah arahan konsep dari pemimpin. Kalau pemimpin yang merumuskan semuanya itu tidak lah suatu organisasi yang ideal. Harus ada saran dan masukan bersama mengenai konsep lapangan.



            Ada yang pernah ikut organisasi ? bagian pengembangan organisasi / ketua / orang yang pernah melakukan “desain” terhadap karir orang lain ? walapun yang menulis ini tidaklah punya pengalaman organisasi yang begitu bagus. Apa yang kita fikirkan ketika ingin   meletakan seseorang disuatu bagian, tiada lain adalah potensi seseorang itu dan situasi medan yang akan dihadapinya ? Saya melihat dengan permasalahan Indonesia yang komplek, tidak tau mana ujung-pangkal permasalahan. Kita butuh pemimpin yang mampu memetakan masalah didalam kepalanya, menganalisanya dan dengan cepat memutuskan apa yang harus mereka lakukan. Dan itu adalah kelebihan yang dimiliki oleh orang koleris. Saya orangnya koleris dan saya paham sekali bagaiamana cara seorang koleris berfikir dan bertindak. Masalah apakah seorang koleris diktator ? tergantung bagaimana sikoleris tersebut mampu mengedalikannya, dengan nasehat dan bimbingan yang baik. Koleris bisa saja menjadi orang yang lebih lembut dari orang melankolis. Saya melihat bapak prabowo memiliki sifat tersebut.

Kita sama-sama menyaksikan. Black campaign dimana-mana. Semuanya merasa terdzolimi. Semuanya merasa sama-sama diserang dan ujung-ujungnya kita terpecah belah. Hallo, tidak usah saja ada pemilihan presiden kalau ujung-ujungnya masyarakat Indonesia hanya akan terpecah. Nantinya tim yang tidak terpilih sibuk sekali mengkritik tim terpilih tanpa sedikitpun memberikan masukan dan dukungan. Demikian juga dengan tim terpilih tidak memberi kesempatan tim yang tidak terpilih  untuk membantu dengan tidak mengikutsertakan mereka didalam kabinet. Kesimpulan saya ialah : kekanak-kanakan. Jabatan bukan untuk dikejar. Katanya sayang Indonesia, tapi setelah tidak terpilih toh tidak mau tau dengan Indonesia. Nah inilah salah satu alasan saya memilih kandidat nomor 1. Kandidat nomor satu menjanjikan jika terpilih nanti akan  merangkul semuanya, mengikutsertakan meraka dalam membangun Indonesia, tidak peduli apakah mereka grup pendukung atau bukan.



Ketika hari ini saya mendukung prabowo sebagai calon presiden. Apakah lantas saya menyimpulkan bapak jokowi tidak layak. Tidak ! saya secara pribadi cukup simpatik dengan kepemimpinan jokowi (kalau yang diberitakan media benar ya) dengan pola blusukan dan lain-lainnya. Bagi saya itu bukan pencitraan tapi merupakan wujud seorang pemimpin yang merakyat dan seorang walikota/ gubenur sangat harus melakukan itu karena ada masyarakat yang dimonitornya lansung, mendengarkan aspirasi mereka secara lansung. Namun melihat kondisi Indonesia hari ini dengan segala macam permasalahannya yang kadang entalah. membuat kita sangat butuh sosok seperti prabowo – hatta. Dan nanti apabila diizinkan Allah, kandidat ini memimpin maka harapan saya kita tetap menjadi pengawas, memberikan saran yang membangun untuk Indonesia yang lebih baik.


Nah baiklah kawan tentu saja diatas adalah opini saya pribadi. Tentunya kita memiliki opini yang berbeda bukan. Terlepas dari apakah kita memilih orang yang sama atau tidak itu hak kita, namun satu pesan saya “jan bacakak loh awak habih iko ndak” seep ! Oh iya tulisan ini dibuat ditanggal 05-07-2014 ya, jadi nanti jangan kait-kait kan dengan kampanye diluar waktu, karena baru besok kan masa tenangnya :P
\

0 komentar:

Posting Komentar

 

Segores Tinta, Sekeping Hati, Mujahidah Sejati Blog by Corrina | Facebook