3 top isu di bulan juli ini :
ramadhan, piala dunia dan yang paling panas ialah pemilihan capres – cawapres Republik
Indonesia. Pesta demokrasi akan digelar. Tua -
muda. Laki-laki – perempuan sama-sama akan ikut menjadi saksi lahirnya wajah
Indonesia baru setelah bosan dan muak
dengan semua realita yang ada, tak ada salahnya kita masih berharap pada
perbaikan yang akan dibawa oleh pemimpin kita nantinya. ( tentu saja setiap pemilihan kita berharap selalu ada
perbaikan. Siapapun dia yang terpilih nantinya).
Agaknya pemberitaan televisi, koran,
radio dan media sosial tiada lain hanyalah berita mengenai empat putra terbaik
bangsa yang menisbahkan dirinya menjadi capres dan cawapres 2014-2019. Siapa
lagi kalau bukan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. Dari pengamatan, saya memutuskan
mendukung pasangan nomor urut satu (prabowo-hatta). Kenapa demikian ? apakah
saya latah ikut-ikutan ? tidak ! masih ada sisi rasional saya untuk tidak
ikut-ikut dan hanya sekedar latah.
Mohon
ma’af kalau nanti ada pihak yang tersinggung, mari kita berfikir dengan
rasional, dengan tidak menjelek-jelekkan dan merasa yang paling benar. Menebar fitnah.
Karena seperti ini kawan. Kita yang tidak hidup dilingkungan bapak prabowo atau
bapak jokowi kita tidak akan tau yang sebenarnya. Media begitu mudah menipu,
mudah memanipulasi. Atau jangan-jangan tulisan saya ini juga manipulasi. Siapa yang
tau ? apalagi sumber berita tersebut abal-abal. Mari berfikir jernih dari
sumber yang kita lihat dengan mata kepala sendiri. Salah satunya debat capres
yang membuat saya akhirnya memantapkan hati
Dari
debat capres juga saya melihat bapak prabowo pemikir konsep dan bapak jokowi
pemikir lapangan. Dua-duanya sama-sama mempunyai potensi kepemimpinan yang
bagus. kondisi Indonesia hari ini mengharuskan kita butuh pemimpin pemikir konsep, mengembalikan dan
memetakan konsep apa yang akan diarahkan untuk Indonesia kedepannya. Karena tentu
saja dilapangan akan ada menteri-menteri yang akan merumuskan teknis kebijakan,
bagaimana konsep lapangannya dibawah arahan konsep dari pemimpin. Kalau pemimpin
yang merumuskan semuanya itu tidak lah suatu organisasi yang ideal. Harus ada
saran dan masukan bersama mengenai konsep lapangan.
Ada yang pernah ikut organisasi ?
bagian pengembangan organisasi / ketua / orang yang pernah melakukan “desain”
terhadap karir orang lain ? walapun yang menulis ini tidaklah punya pengalaman
organisasi yang begitu bagus. Apa yang kita fikirkan ketika ingin meletakan
seseorang disuatu bagian, tiada lain adalah potensi seseorang itu dan situasi
medan yang akan dihadapinya ? Saya melihat dengan permasalahan Indonesia yang
komplek, tidak tau mana ujung-pangkal permasalahan. Kita butuh pemimpin yang
mampu memetakan masalah didalam kepalanya, menganalisanya dan dengan cepat
memutuskan apa yang harus mereka lakukan. Dan itu adalah kelebihan yang
dimiliki oleh orang koleris. Saya orangnya koleris dan saya paham sekali
bagaiamana cara seorang koleris berfikir dan bertindak. Masalah apakah seorang
koleris diktator ? tergantung bagaimana sikoleris tersebut mampu
mengedalikannya, dengan nasehat dan bimbingan yang baik. Koleris bisa saja
menjadi orang yang lebih lembut dari orang melankolis. Saya melihat bapak prabowo
memiliki sifat tersebut.
Kita
sama-sama menyaksikan. Black campaign dimana-mana.
Semuanya merasa terdzolimi. Semuanya merasa
sama-sama diserang dan ujung-ujungnya kita terpecah belah. Hallo, tidak usah
saja ada pemilihan presiden kalau ujung-ujungnya masyarakat Indonesia hanya
akan terpecah. Nantinya tim yang tidak terpilih sibuk sekali mengkritik tim
terpilih tanpa sedikitpun memberikan masukan dan dukungan. Demikian juga dengan
tim terpilih tidak memberi kesempatan tim yang tidak terpilih untuk membantu dengan tidak mengikutsertakan
mereka didalam kabinet. Kesimpulan saya ialah : kekanak-kanakan. Jabatan bukan
untuk dikejar. Katanya sayang Indonesia, tapi setelah tidak terpilih toh tidak
mau tau dengan Indonesia. Nah inilah salah satu alasan saya memilih kandidat
nomor 1. Kandidat nomor satu menjanjikan jika terpilih nanti akan merangkul semuanya, mengikutsertakan meraka
dalam membangun Indonesia, tidak peduli apakah mereka grup pendukung atau
bukan.
Ketika
hari ini saya mendukung prabowo sebagai calon presiden. Apakah lantas saya
menyimpulkan bapak jokowi tidak layak. Tidak ! saya secara pribadi cukup
simpatik dengan kepemimpinan jokowi (kalau yang diberitakan media benar ya) dengan
pola blusukan dan lain-lainnya. Bagi saya itu bukan pencitraan tapi merupakan wujud
seorang pemimpin yang merakyat dan seorang walikota/ gubenur sangat harus
melakukan itu karena ada masyarakat yang dimonitornya lansung, mendengarkan
aspirasi mereka secara lansung. Namun melihat kondisi Indonesia hari ini dengan
segala macam permasalahannya yang kadang entalah. membuat kita sangat butuh
sosok seperti prabowo – hatta. Dan nanti apabila diizinkan Allah, kandidat ini
memimpin maka harapan saya kita tetap menjadi pengawas, memberikan saran yang
membangun untuk Indonesia yang lebih baik.
Nah
baiklah kawan tentu saja diatas adalah opini saya pribadi. Tentunya kita memiliki
opini yang berbeda bukan. Terlepas dari apakah kita memilih orang yang sama
atau tidak itu hak kita, namun satu pesan saya “jan bacakak loh awak habih iko
ndak” seep ! Oh iya tulisan ini dibuat ditanggal 05-07-2014 ya, jadi nanti jangan kait-kait kan dengan kampanye diluar waktu, karena baru besok kan masa tenangnya :P
\
0 komentar:
Posting Komentar