Jumat, 03 Oktober 2014

Romantisme bersaudara

Diposting oleh Corrina Heparti Novsyiami di 05.57

Apa momen yang paling bahagia menurutmu ? bagi saya adalah puasa dan lebaran idul fitri. Karena pada masa ini rata-rata anggota keluarga kita akan berkumpul  dan sejenak melepas rindu yang lama terpatri.

Ya benar, rindu pada saudara yang telah membersamai kita dan menghabiskan masa kecil bersama. Namun biasanya selepas lebaran, satu persatu akan kembali ke rantauan masing-masing tapi tak apa, demi masa depan yang lebih cerah kenapa tidak.


Saya ingin bercerita tentang perjalanan saya dari Padang – Jakarta bersama abang tercinta. Tujuan kami sama-sama Jakarta walaupun tujuan akhirnya berbeda. Kami memutuskan membeli tiket bersama untuk kejakarta. Beliau melanjutkan kehidupan diBandung dan saya melanjutkan misi di Universitas Indonesia. Mungkin ini kebiasaan kami. Sesekali bertemu maka akan ada rentetan cerita yang akan kami bagi. Mulai dari politik, ekonomi, kesehatan dan entah apa saja yang penting kami tidak akan pernah berhenti untuk berbicara.

Pesawat yang kami tumpangi berjadwal jam 3 sore. Kami berangkat dari jati jam 1 siang. Saya sangat senang kala itu karna semua keluarga kurang adek saya yang nomor 3 pergi mengantarkan kami kebandara. Walaupun sebenarnya jarak solok – padang tidaklah begitu jauh. Namun keluarga akan tetap dirindukan dimanapun berada. Karena sejatinya keluarga adalah segalanya.  

Sesampainya dibandara, kami cek-in terlebih dahulu. Memasukan barang-barang besar ke bagian bagasi. Suasana BIM lumayan ramai mungkin karena siang itu ada sekitar 4 penerbangan yang akan lepaslandas sekaligus. Selepas cek-in kami sekeluarga duduk dianjungan pengantar yang sekarang dilengkapi tempat duduk dan kami dapat melihat pesawat yang datang dan pergi dari sana. Mungkin tempat duduk ini memang jadi spot sendiri di BIM. Karena banyak juga yang seperti kami menanti saudara yang akan berangkat sembari bercerita. Menatapnya lamat sampai ujung pesawat hilang diatas langit.

Waktu berjalan sesuai koridornya. Sekarang giliran pesawat kami yang akan berangkat. Setelah bayar airporttax panggilan untuk pesawat kami datang. Pada saat ingin masuk (bagian cek tiket terakhir) abang saya yang membawa kardus oleh-oleh diminta kembali ke bagian bagasi karena ukuran kardus yang katanya tidak sesuai dengan kabin pesawat, padahal pada saat pulang dari bandung dengan ukuran kardus yang sama, aman-aman wae toh. Tentu saja kejadian ini merepotkan penumpang lain yang juga bernasib sama. Karena menurut saya ini tidaklah efektif, maka saya komen sama mbak-mbak yang merobek tiket penumpang sebelum masuk kepesawat. Karena menurut saya seperti ini, seharusnya dibagian bagasi, petugasnya bertanya dengan benar, ada barang lagi atau tidak dan melihat barang mana yang akan dibawa penumpang kekabin ketika tidak ada barang kata penumpang, sehingga penumpang tidak diminta bolak-balik karena pengetahuan penumpang yang tidak sampai ke arah barang mana yang boleh dan tidak boleh. Ya sing sabar ya mbak, jadi pelayan publik itu susah, harus siap kena maki, termasuk kena kritik dari saya :p

Seperti biasa perjalanan padang – Jakarta ditempuh dengan waktu 1,45 menit. Diatas pesawat kami menceritakan banyak hal. Mulai dari perkuliahan, ah saya mau S2 disini, mau ambil ini, mau jadi ini, mau buka ini, komplit sudah. Kembali kemasa lampau dimana setiap ada kesempatan kami pasti merenda cerita tentang masa depan, menertawakan kebodohan masing-masing, menertawakan impian konyol masing-masing. Bercerita panjang lebar dan tak terasa  sudah sampai di Soe-ta. Pada saat itu waktu menunjukan pukul 5 sore dan karena saya ada kegiatan yang berbarengan dengan delegasi lain dari luar kota yang datang pada pukul 8 malam. Kami (saya dan abang) menunggu di Soe-Ta sampai pesawat beliau datang.

Sembari menunggu pesawat teman saya yang sama-sama  peserta pada kegiatan NLC (nusantaraleadershipcamp), kami memutuskan mengisi perut di Pujasera terminal IB Bandara Soe-Ta. Kami berkeliling masuk serta memilih tempat yang cocok. Setelah melihat banyak jenis makanan kami memutuskan duduk di stand makanan jepang.  Kami memilih banyak makanan dan tentu saja abang saya yang bayar. Saya sering ditraktir beliau. Dengan dalih “ah sesekali makan makanan mahal, ngak apa-apa kan ya ?” atau “ sini ditraktir, kapan corri makan yang kayak gini lagi” ya, tau aja kalau saya adalah bukan tipe food traveler, dipadang spot tempat makan selalu itu-itu saja. Jarang hunting makanan. Pulang kampus baru magrib.  Kapan mau pergi makan ?. Sebenarnya kasian diduitnya. Lebih baik uangnya untuk insert kegiatan / lomba apa.

Teh jepang yang gratis didapatkan kalau kita makan ditempat

Part 1 : Ramen : tapi menurut saya rasanya kok kayak soto ya ? haa lidah Indonesia banget

Stand Makanan jepang yang masih mentah

Part 2 : es puter / es apa ? lupa namanya

Part 3 :ayo siapa yang tau namanya ? ini terkenal disalah satu kartun

Tagihan :)


Setelah mengantarkan saya bersama sahabat baru dari NTB abang saya segera berlari-lari kecil karena primajasa tumpangannya akan segera berangkat. Dia pergi sembari saya menatap punggungnya hilang dari PO Damri. Insya Allah kita akan bertemu pada saat Toga sudah diatas kepala bukan ?

Maka ini adalah pesan untuk seseorang yang menghabiskan harinya di Bandung dan juga di Aceh. Maka jadilah yang terbaik dimanapun berada. Jangan begitu larut dengan dunia. Karena apapun itu dunia hanyalah sesaat yang bisa saja binasa seketika. Maka jadilah yang diharapkan oleh semuanya. Pulang dengan cerita pengalamannya. Mengukir prestasi dan tentunya kami disini akan terus mensupport apapun itu selagi itu adalah kegiatan positive. Karna hidup apalagi kuliah Cuma sebentar rugi donk kalau ngak  dimanfaatkan dengan kebaikan dan pencapaian yang maksimal.

Ini sebenarnya adalah tulisan terlama yang pernah saya buat. Rasanya kemampuan menulis saya membeku karena sudah lama tidak diasah. Ah ya sudahlah mari kita lelehkan kembali dengan semangat.



Dengan sebait do’a kerinduan dan penuh harapan semoga yang disana baik-baik saja . Selamat Hari Raya Idul Adha :) semoga kedepannya kita lebih baik :D

0 komentar:

Posting Komentar

 

Segores Tinta, Sekeping Hati, Mujahidah Sejati Blog by Corrina | Facebook