Kamis, 19 Juni 2014

‘Wajah’ mereka hari ini cermin dunia kesehatan masa depan

Diposting oleh Corrina Heparti Novsyiami di 04.23

Bagi aktivis muda tanah air tentu tidak asing lagi dengan cerita peristiwa pembangkit jiwa dan semangat muda. Beridealisme dalam mempertahankan tumpah darah Indonesia. Menumbangkan kekejaman rezim penguasa - menggulingkan dengan paksa dan meminta perubahan. Kita ambil contoh peristiwa Mei 1998. Siapa yang tidak tau dengan kisah ini ? muda dan tua sama-sama mengetahui peristiwa ini. Tentu saja dari  banyak versi yang masih simpang siur 
Peristiwa Mei 1998
 Aktivis atau pada kali ini lebih saya generalkan menjadi mahasiswa. Dengan terminologi orang-orang yang secara kemampuan analisa dan daya nalarnya berada pada jenjang tertinggi, karena tidak ada sekolah yang lebih tinggi dari perguruan tinggi ? CMIIW.  Mempuyai beban dipundak mereka untuk merombak dan membentuk negara seperti apa yang ideal dimata mereka ketika mahasiswa, walau kadang dunia pasca kampus sedikit demi sedikit melunturkan idealisme yang ada dan orang yang masih bertahan dengan idealisme justru yang akan ‘terbuang’ duluan karena dianggap terlalu kaku.


Ketika kita berbicara mahasiswa hari ini secara umum kadang yang terlihat hanyalah sekumpul orang pelaksana kegiatan seremonial semata. Cenderung sebagai follower, istilah minangnya paiyo-an kecek nan banyak.  Jarang diantara mereka yang mau maju tampil didepan untuk memperjuangkan suatu keadaan yang lebih baik. Apatis. Tidak mau tau, yang penting diri pribadi selamat dan masalah buat L? Keapatisan bermula karena mahasiswa tidak mempunyai ‘tantangan’ yang harus dipecahkan. Isu-isu kenegaraan tidak lagi menjadi isu hangat dikalangan mahasiswa. Malah isu hangat dikalangan mahasiswa hanyalah : “hallo gadget Gue baru lho” sehingga mahasiswa saat ini yang dibesarkan oleh isu kecanggihan teknologi dan mode nantinya dikhawatirkan hanyalah menjadi negarawan yang tidak mumpuni.



Saya ingin bercerita tentang mahasiswa kedokteran gigi. Kalau dahulunya mahasiswa kedokteran gigi digadangkan dengan pernyataan kurang sosial karena tuntutan akademik yang tinggi namun sekarang tidak lagi. Tidak masanya lagi mahasiswa kedokteran gigi hanya menjadi kutu buku dan tidak punya soft skills yang harus diasah. Walaupun kesadaran seperti ini sudah mulai  tumbuh. Seperti banyaknya pelaksanaan kegiatan mahasiswa namun kembali lagi ke atas. Ruh mahasiswanya masih belum dapat.

Kebanyakan kegiatan mahasiswa saat ini hanyalah seremonial semata dan jarang yang bersifat kritisi kebijakan pemerintah. Mahasiswa kedokteran gigi saat ini kebanyakan hanya event organizer, jarang yang punya pola pikir kritis terhadap kebijakan dan perubahan. Alhasil dikhawatirkan dengan sikap dan mental yang terus dibangun. Dokter gigi nantinya hanya bagus sebagai pelaksana acara saja tapi tidak bijak mengambil keputusan. Ketika mahasiswa kedokteran gigi hari ini adalah boleh jadi calon negarawan, seperti menteri, gubenur, bupati dan pejabat struktural lainnya maka ada bekal khusus yang harus dipersiapkan calon negarawan tersebut. Bekal yang harus dipunya ialah pikiran kritis terhadap kebijakan saat ini dan kondisi ideal yang seharusnya. Berat ? memang. Kadang pikiran kritis tidaklah semudah yang diucapkan. Ketika kita mahasiswa dituntut dengan tugas yang segudang dan masih harus mengkritisi kebijakan yang ada. Siapa yang akan tahan? Namun inilah yang akan membedakan negarawan muda dengan pikiran kritis sedari muda dengan negarawan yang dibesarkan sebagaievent organizeratau negarawan muda yang dibesarkan dengan isu mode terbaru.



Kita sama-sama sadar. Bangsa Indonesia yang sama-sama kita cintai dengan segenap tumpah darah ini. Mempunyai banyak problema dan kebijakan yang masih belum ideal. Belum akan mensejahterakan semuanya. Begitu banyak faktor yang terlibat dan terlalu banyak pihak yang bermain. Dunia kesehatan yang akan sangat erat dengan kita nantinya pun masih punya segudang catatan kritikan, gunjingan dan saran yang harus diperbaiki untuk perubahan kearah yang lebih baik.

Kemudian apa fungsi mahasiswa kedokteran gigi  sekarang ? mahasiswa yang dimasa mudanya beridealisme tinggi terus mengasah pola pikir kritis dan analitisnya. Mencatat dan mengkritisi setiap kebijakan yang ada dengan sopan tentunya sesuai dengan kondisi ideal yang harus terjadi. Menyampaikan dan mengadvokasinya.  Bagaimana kalau belum akan terwujud sekarang ? tidak masalah. Asalkan sedari muda sudah terbiasa dengan fikiran kritis. Suatu saat nanti silahkan dokter gigi ‘aktivis’ ini untuk masuk kedalam sistem dan ubah sistem dengan cara kita sendiri dengan tetap berpedoman kepada kondisi ideal yang kita inginkan dahulu. Karena tidak akan mungkin kita berteriak sistem kesehatan Indonesia bobrok kalau kita sebenarnya adalah pelaksanan sistem. Lucu sekali bukan ? nah itulah yang belum terjadi sekarang. Banyak dokter gigi yang masih apatis terhadap kebijakan dan tidak ingin terlibat ‘kedalam’. Karena banyak diantara dokter gigi yang masih berfikiran rutinitas biasa yang dijalani selama ini cukup aman saja dan tidak perlu mencari hal yang mennyusahkan diri sendiri. Salah satu penyebabnya bisa jadi ketika menjadi mahasiswa masih belum memahami ruh kemahasiswaan sendiri. Dan itu yang harus diubah pada genarasi sekarang. Tanamkan sedari dini dan panen hasilnya nanti



Ketika kita menompangkan sebuah harapan perubahan kepada mahasiswa kedokteran gigi hari ini, maka sebenarnya kita telah menompangkan harapan perbaikan kesehatan Indonesia kedepannya. Mahasiswa kedokteran gigi hari ini yang diharapkan mampu menjadi anak panah yang siap dilempar kemana saja nantinya. Maka sudah selayaknya mereka mampu membuat kebijakan efektif dan efisien untuk derajat kesehatan masyarakat Indonesia yang lebih baik. Dimanapun nanti akan ditempatkan. Apakah nanti akan bertindak sebagai pejabat struktural atau fungsional yang banyak pihak lakoni.

Semangat.
Hei pemuda singsingkan lengan bajumu
Harapan negeri tersemat dipundakmu.
Kita songsong masa depan nan mulia
Ibu pertiwi menanti langkah sucimu - Pemuda



Nama              : Corrina Heparti Novsyiami
Institusi         : Universitas Andalas
Angkatan      : 2011
Biro                : Litbang


catatan : ini sebenarnya adalah tugas untuk seluruh peserta LKMMNas PSMKGI yang saya ceritakan kemarin.  Karena ini dibuat dalam waktu 3 jam dan tanpa melalui proses editing yang panjang. wajar saja akan ditemui kekeliruan, analisa yang belum mendalam atau lainnya. Kritik dan sarannya ditunggu mbak dan mas bro

0 komentar:

Posting Komentar

 

Segores Tinta, Sekeping Hati, Mujahidah Sejati Blog by Corrina | Facebook