Pemilihan
kepala daerah serentak tinggal menghitung bulan, tepatnya 9 Desember mendatang.
Semua calon kepala daerah se- Indonesia ramai-ramai mendaftarkan diri ke KPU yang
diiringi ratusan pendukung – “maadu
untuang”. Sumatera Barat yang akan melaksanakan pemilihan gubenur serta pemilihan
bupati dan walikota juga tidak mau ketinggalan hebohnya. Koran lokal sudah
ramai memberitakan siapa saja calon yang akan “maadu untuang” tersebut. Masyarakat awam sudah ikut pula
memprediksi siapa yang akan terpilih nantinya – berarti politik sudah menjadi
santapan sedap semua orang.
Bakal Calon Kepala Daerah di Sumatera Barat : sumber : Koran Singgalan 29 Juli 2015 |
Dalam
pandangan saya beda Indonesia dengan negara kerajaan ya itu. Negara kerajaan
yang sudah pasti pemimpinnya siapa, maka politik bukanlah sesuatu yang keren
yang harus diperjuangkan – maka tak heran mereka fokus kebidang lain semisal
ekonomi dan pendidikan. Tapi bagi
Indonesia yang sekarang apa-apa sudah sangat bergantung pada kebijakan yang
memegang tampuk pemerintahan, maka politik adalah barang sedap yang wajib untuk
diperjuangkan. Kita sama-sama punya hak untuk dipilih dan “mengatur hidup orang
lain” maka tak heran tua-muda saling bersikutan untuk memperjuangkan siapa yang
mereka dukung. Siapa tau dan siapa tau ada balas budi ketika mereka yang
didudukung “duduk”... hmmhmm seperti mungkin ya........ memberikan jabatan
tertentu untuk yang mendukung, upss. TAPI KENYATAAN TU dibeberapa daerah.
Cuplikan koran singgalang 29 Juli 2015 |
Saya
tertarik membuat tulisan ini setelah membaca Headline news koran lokal hari ini yang berjudul “Tragedi politik Shadiq
–Syamsu rahim“ ya bagi pendukung Shadiq Pasadigu yang elektabilitasnya
terhitung tinggi pasti kecewa berat – orang yang digadang-gadangkan eh sudah
duluan disalip oleh pasangan Musliar Kasim dan Fauzi Bahar (lagi-lagi politik
itu kejam ya guys). Walhasil
pemilihan gubenur Sumatera Barat kali ini meninggalkan 2 pasang yang akan
bertarung, Irwan Prayitno (Gubenur Sumatera Barat sekarang) dan Nasrul abit
(Bupati Pesisir selatan periode sebelumnya) VS Muslim Kasim (wakil gubenur
Sumatera Barat sekarang) dan Fauzi Bahar (Walikota Padang 2 periode) yang
diprediksi banyak orang akan panas.
Prediksi
pemilihan gubenur akan panas bukanlah
isapan jempol belaka. Berikut ini adalah beberapa fakta yang membuat prediksi
itu muncul
- Sengaja tidak mengikutkan Shadiq dan Syamsu rahim dalam pemilu
Masih berdasarkan koran lokal tersebut
bahwa dari awal pemilu gubenur Sumbar sudah direncanakan hanya akan diikuti dua
pasang calon saja. Agar pertarungan lebih “asyik dan seru” mungkin. Nah ketika
pasangan SP-SR hendak mengambil “kartu terakhir” agar bisa mendaftar, buru-buru
pasangan MK-FB menyalip dan mengkunci mati “kartu terakhir” itu. Agar rancangan pemilu hanya diikuti 2
calon saja berjalan. Kalau sampai pemilu gubenur ini diikuti 3 calon ya pasti
suara beberapa partai politik yang bersengketa akan pimpinan partai mereka akan
terbagi 2 dan bisa membuat MK-FB kalah. HEBAT KAN ? (ya itulah politik kawan)
Cuplikan koran Singgalang tanggal 29 Juli 2015 |
- Ketidakakuran antar calon gubenur
Pasangan MK – FB dikenal tidak akur
dengan partai pendukung pasangan IP – NA yakni PKS dan Gerindra. Bagi warga
kota Padang tentu masih ingat “sumpah serapah” Fauzi Bahar ketika akan
mengakhiri masa jabatannya kepada PKS yang saat itu akan mengusung Mahyeldi
sebagai Calon walikota. Ditambah hubungan Irwan Prayitno dan Muslim Kasim yang
tidak akur selama menjalani roda pemerintahan Sumatera Barat serta isu korupsi safari
dakwah yang pernah dilemparkan lawan tanding kepada Irwan Prayitno turut
menguatkan bahwa akan terjadi “cakak gadang” diantara 2 pasang calon. Karena selain
adanya ambisi untuk memerintah dibumbui dengan rasa sakit hati kepada “lawan tandiang”.
Ini video yang sempat membuat heboh Kota Padang Sumber Youtube |
- Masa yang sama-sama kuat
Masa
adalah hal penting didalam pertarungan politik. Siapa yang masanya banyak
otomatis akan menjadi pemenang dalam kancah ini. Masa kedua calon yang banyak
tidak dapat diremehkan satu sama lain. Muslim Kasim dan Fauzi Bahar didukung oleh
banyak partai politik dengan total perolehan 23 kursi di DPRD Sumbar serta didukung
oleh para perantau. Dilain sisi Irwan
Paryitno yang tingkat “permintaan menjadi gubenur kembali” yang tinggi serta masa
PKS dan Gerindra yang banyak di Sumatera Barat membuat dua calon ini akan bertarung kuat.
Dapat
dipastikan para kader dan simpatisan masing-masing partai akan sama-sama
berkejaran mencari masa dan mendapatkan hati masyarakat. Belajar dari pemilihan
presiden kemarin, pemilu dengan 2 pasang calon yang sama-sama punya masa banyak
apalagi perolehan suara tipis, akan menghasilkan 2 kubu didalam masyarakat
walaupun itu setelah pemilihan berlansung. Kalaupun si A menang tetap akan ada
49% penduduk yang tidak memilihnya dan siap menghujat segala kebijakannya
dengan dalih “situ kan ngak gue pilih dulu di pemilu”.
Ya pemilihan dengan 2 pasang calon yang
sama kuat akan melahirkan 2 kubu pendukung yang saling sikut-sikutan dan bisa
saja nanti berujung kepada saling mencari kesalahan lawan atau kampanye
terselubung. Bagi pemilih saya pikir sudah cerdas untuk memilih siapa yang akan bisa membawa Sumatera Barat
lebih baik walaupun nantinya banyak isu-isu miring untuk menjatuhkan salah satu
calon, sebagai pemilih yang cerdas tentu isu-isu tersebut tidak ditelan
bulat-bulat tapi dipelajari dan dianalisa terlebih dahulu. Apalagi bagi pemilih
muda yang jumlahnya cukup banyak, dengan kecanggihan gadget yang dimiliki tentu sudah bisa membedakan dan mencari berita
yang benar. Setidaknya kita harus mempersiapkan bekal ke-politikan sebelum masa-masa
“panas dan genting” itu benar-benar hadir. INI KAN UNTUK SUMATERA BARAT, ya kan
?
Oleh
: Corrina Heparti Novsyiami, SKG
ecieee.... bakal calon ibu gubernur 2035 :D
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapushaa aamiin .. walaupun corri lebih tertarik jadi ibu profesor hee :) semoga dapat yang terbaik aja bu ninit :) haa
Hapus