Hari
ini 5/6 2013, saya sudah ‘bolos’ dua kegiatan.
Bolos
kuliah pengantar dan bolos les bahasa
inggris. Eitss. Bukan tanpa alasan saya bolos, ya sebosan-bosanya dengan kuliah dosen
palingan saya hanya duduk manis dan ngidupin rekaman handphone kemudian catat
materi walaupun nggak focus.
Dan tadi pagi itu karena ada laporan yang
mesti deadline jam 10 J makanya nggak ikut kuliah pengantar,
sekalinya nggak ikut, lansung banyak yang nanya “corri nggak kuliah?” weshh
nadanya kayak heran gitu dan tatapan tajam, ya udah kapok ngak ikut KP lagi.
Wah
saya jadi ingat masa dimana saya tidak sengaja bolos untuk pertama kalinya. Ceritanya
lucu kawan, waktu itu kelas 2 SMP. Jadi sembari menunggu ibu guru yang terlambat kami bermain keluar kelas. Nah si
ketua kelas udah bilang ni ibu guru ngak jadi datang, saya dan beberapa orang
teman pergi melihat acara perpisahan anak
SD yang lokasinya dibawah SMP. Karena keasyikan ngak tau ternyata ibu gurunya
datang dan absen kami dibuat CABUT. Wow saya dirumah hanya menangis
sekeras-kerasnya. Saat itu merasa menjadi anak yang nakal dan takut tidak jadi
juara kelas lagi. Saat itu mindseat saya ialah anak baik itu anak yang rajin,
masuk tepat waktu, PR dan UH dapat dibuat dengan lancar, ujian tidak mencontet
dan ujungnya dapat juara J entahlah saat itu saya mati-matian
mengejar nilai matematika di ujian semester, dan Alhamdulillah nilainya tidak
turun dari semester sebelumnya.
Kemudian
yang kedua bolos LES. Entahlah kawan. Ketika kau merasa jenuh menjadi aktivis
7-7 pergi jam 7 pagi dan pulang jam 7 malam, rutinitas segudang, cucian
menumpuk, tugas menunggu dan ujianpun didepan mata. Maka pelariannya ialah
Mesjid, ia ngak ? mesjid menjadi tempat pelarian terbaik J
dimesjid melangkahkan kaki saja hatimu akan merasa tenang setuju ? dan saya
pikir ketika pergi les hari ini dengan mata setengah terkantuk juga tidak
efektif, juga tidak masuk pelajarannya, yaudah saya putuskan untuk berdiam
dengan mentadaburi ayatNya sedari magribh- isya dimesjid di dekat wisma
tercinta.
Mentadaburi
al-qur’an ditemani ibu-ibu komplek sini yang memang sudah terbiasa sehabis
magribh mengaji bersama. Sejam pertama ketika mengucapkan kalimat penutup
kajian malam ini. Sembari menunggu isya saya mencoba memenjamkan mata barang 5
menit saja. Setengah tertidur, mimpi yang indah kawan, mimpi kembali menjadi
bocah, kenangan bocah yang luar biasa tertayang sempurna. Kau tau kawan kami
para bocah komplek tugu pahlawan memiliki masa kecil yang bahagia. Sore sepulang
sekolah mengaji kesurau, malam mengaji lagi dan setiap jum’at malam ada latihan
didikan subuh kemudian minggu pagi didikan subuh tentunya. Mengaji merupakan
hal yang ditunggu, baik mengaji irama, mengaji biasa, menghafal al-qur’an dan
belajar bahasa arab, wow sayangnya waktu itu saya masih belum sadar betapa
kerennya program surau waktu itu.
Menjadi
bocah surau amat menyenangkan, setiap bulan ramadhan, kami para bocah dan kakak
abang remaja akan berkumpul bersama, duduk melingkar, berembuk membicarakan
kegiatan yang akan diangkatkan dimalam nuzulul qur’an nantinya. Sudah dua kali
kami mengadakan kegiatan remaja dan dua-duanya sukses. Saya tidak tau kalau
materi fung rising sudah saya dapat
sedari dulu, keren-keren J. Setiap ramadhan juga kami sering
diutus menjadi khafilah MTQ dari surau kami. sSepertinya ilmu pidato, ilmu
organisasi sudah saya dapatkan sedari itu J Masih banyak lagi tentunya. Memori tentang
latihan rebana yang dipertandingkan se kecamatan, masih ingat mesti pakai
jelbab merah dan memakai lipstick yang membuat bibir saya pecah-pecah sehabis
itu.
Ternyata memori itu adalah sekeping memori terindah para bocah, para bocah yang hari-harinya diisi surau dan mengaji. Sekarang para bocah sudah tidak bocah lagi, sudah mulai menjejaki dewasa awal,semoga bocah-bocah tetap istiqomah dijalanNya, Allahuakbar J
0 komentar:
Posting Komentar