Beruntungnya ku mengenalmu uni
_____________
Meneliti,
sebenarnya di SMA saya sudah sedikit punya kebiasaan ini. Karena masih SMA
maklum saja yang kami teliti sederhana, dengan landasan teori sederhana dan
metode penulisan yang tabrak lari, METLIT APA ITU METLIT?. Setelah menjadi seorang mahasiswa saya mulai
mengembangkan sayap dakwah penelitian (ce I le) :D mulai belajar apa itu
METODOLOGI PENELITIAN, ATURAN PENELITIAN, JENIS PENELITIAN, dll :D Meneliti
memang menyenangkan karena kita bisa banyak tahu, mulai dari banyak hal yang
tidak kita duga. Nah suatu event perlombaan sebut saja x yang berkonsentrasi
kepada penciptaan teknologi baru kedokteran gigi, kami mencoba mengambil andil disini. Bersitungkin H-3 Ujian Blok,
uni aya sempat celetuk “yang lain pasti udah ketiduran ni dengan kape-kape yang
setumpuk, kite ? masih disekre BEM, cari wifi gratis buat nyudahin ni karya” :D.
++++
Beberapa
minggu berlalu, pengumuman kelulusan karya kami –pun dimuat, Alhamdulillah, itu artinya kami harus
pergi kesebuah tempat gedongan, sebut saja SBY, kami senang. Namun kesenangan
kami menuai badai (eh ini memang badai
beneran lho, pada saat itu padang
badai cetar membahana). Jadi gini pada saat Hari H pengumumannya , kami teringat “Karya kita kan banyak yang perlu diperbaiki”. Karena ini semi teknik, kami sekuat tenaga mencari teman dari fakultas teknik unand yang bisa ditanyai masalah ini. Awalnya kami mencari akhwat. Menghubungi banyak akhwat teknik namun hasilnya nihil. Banyak yang sedang sibuk dengan tugas akhir, banyak yang sibuk ini dan ada yang kosong tapi beliau tidak dibidang yang kami cari. Yaudah si akhwat merekomendasikan yang lain. Kami pernah berkomunikasi lewat short message service (SMS) beberapa kali (komunikasi ini tentunya kami lakukan ketika saya dan aya sedang bersama, sehingga tidak menimbulkan fitnah) juga kami hanya bertanya yang penting saja. Teori yang tidak kami mengerti.
badai cetar membahana). Jadi gini pada saat Hari H pengumumannya , kami teringat “Karya kita kan banyak yang perlu diperbaiki”. Karena ini semi teknik, kami sekuat tenaga mencari teman dari fakultas teknik unand yang bisa ditanyai masalah ini. Awalnya kami mencari akhwat. Menghubungi banyak akhwat teknik namun hasilnya nihil. Banyak yang sedang sibuk dengan tugas akhir, banyak yang sibuk ini dan ada yang kosong tapi beliau tidak dibidang yang kami cari. Yaudah si akhwat merekomendasikan yang lain. Kami pernah berkomunikasi lewat short message service (SMS) beberapa kali (komunikasi ini tentunya kami lakukan ketika saya dan aya sedang bersama, sehingga tidak menimbulkan fitnah) juga kami hanya bertanya yang penting saja. Teori yang tidak kami mengerti.
Bekal
–bekal sudah dikumpulkan, It’s time to unjuk aksi. Unjuk aksi dan akhirnya mendapat kritik dan
saran dari dosen ITS sudah membuat kami sangat senang, bagaimana tidak,
denger-dengernya dosen teknik jarang yang senyum lho (eh. Mohon maap tidak
bermaksud apa-apa, tapi ini yang saya denger, hee) tapi waktu itu beliau
senyum, memuji dan minta dikembangkan lagi penelitiannya.
---
Udah
unjuk aksi dan waktunya kembali kepadang. Saran-saran yang kami dapat kami coba
kembangkan lagi. Ada yang memberi usul untuk dikembangkan lebih lanjut,
menambah anggota, tidak hanya saya dan aya, kami berfikir, siapa ? kemudian yang member usul berkata “kenapa tidak orang
yang pernah kalian Tanya saja, sepertinya bisa membantu”. Saya diam, kami hanya
jawab nanti dibicarakan lagi bu.
Nah
inilah inti ceritanya, beruntungnya saya mengenal seorang sahabat karena Allah
yang senantiasa saling mengingatkan. -- Aya hanya diam, kemudian bersuara “Ngak
usah kita terima usulan ibunya cori,
wallahu’alam kedepannya bagaimana corri. Jadi gini, banyak kasus ketika mereka
satu kelompok penelitian dengan ikhwan, hijab mereka luntur, mungkin iya diawal
kita masih bisa jaga hijab, masih bertanya yang penting saja. Wallahu’alam
kedepannya, pada saat iman kita lemah dan iman siikhwan juga amburadul, maka
wallahu’alam masalah hati, bisa timbul hal yang tidak diinginkan, apalagi sudah
terikat nah ini yang berabe, ya kan ? Nanti kita lupa kalau kita ikhwan dan
akhwat. Kita nanti seenaknya tag-tag an di facebook/ twitter padahal kita tidak
punya kepentingan apapun disini, saudara juga bukan, apalagi komen-komenan
sampai tengah malam, apa bedanya dunia maya sama dunia asli masalah jam
interaksi. Saling komen karena merasa sudah saling deket. Pura-pura memahami
karena sudah terlanjur suka. Sok-sok rela berkorban untuk kepentingan yang
lain, padahal itu banyak mudharatnya. Kemudian foto bersama atau malah sms-an
dan telfonan yang tidak penting, bisa
jadi lebih berbahaya kan. Jadi mencegah
lebih baik dari pada mengobati. Mencegah agar kita tidak terlanjur seperti itu,
nanti kan kalau sudah seperti ini kita sendiri yang ribet. Sekeliling
membicarakan hijab kita yang kebablasan, sedangkan kita masih sok-sok an ngasih
materi sama adek-adek, dek jadi dek interaksi itu ini dan ini. Sedangkan kita
sendiri masih jadi pelanggar pertama. Dan juga banyak kasus ketika mereka sudah
sangat dekat yang bermula dari sebuah penelitian mereka akan lupa bahwa rekan
kerja mereka itu adalah ikhwan yang punya batas-batas tertentu, iya kan ? jadi
ngak usah aja uun, dari pada kita yang repot ntar, akhwat galaunya lebih lama
dan lebih terlihat karena sering umbar didunia maya, iya kan? “
Saya hanya diam, tersenyum dan
berucap Alhamdulillah “benar un, dari pada terlanjur dan susah untuk berhenti,
lebih baik di cut dari awal” :D
0 komentar:
Posting Komentar