Ini adalah
tentang da’wah dan inilah cerita kita
kawan. Da’wah suatu kata yang berat ? iya
berat ? beneran ? atau hanya persepsi belaka atau hanya guyonan lapau.
Da’wah, kenapa penting sih ? sebagian menjawab penting dan sebagian lagi
menjawab setengah penting, sebenarnya kenapa bisa jadi penting ? nah kita runut
lagi ya, pengertian da’wah itu sendiri adalah mengajak manusia pada jalan
Allah, secara teori seperti itu, nah tentunya tidak semua orang bermisi seperti
ini karena buktinya ada saja musuh da’wah dimana-mana, baik itu yang berasal
dari golongan umat islam sendiri atau memang diluar islam. Nah tentunya sekali
lagi atas izin Allah hati-hati kita tersentuh iman dan islamnya walaupun itu lewat
perantara banyak orang.
Pertanyaannya: apakah semua orang yang sudah merasakan nikmat iman dan islam
itu mampu mempertahankan kondisi hatinya seperti itu, jawabannya TIDAK. TIDAK.
Tergantung sejauh mana individu itu mempertahankannya. Benar yang memberi
hidayah Allah namun yang mempertahankan
hidayah itu apakah terus melekat didalam hati adalah diri kita sendiri, adalah
perilaku kita sendiri. Nah bicara tentang ini memang unik sangat unik, karena
yang ketika kita membicarakan contoh orang-orang yang dahulunya garis terdepan namun sekarang membelok bahkan
menjadi penentang memang sebuah obrolan yang khusyu’ tanpa kita tahu masa depan
kita seperti apa, apakah akan menjadi seperti mereka juga atau bagaimana Allahu’alam. Na’udzubillahimindzalik
Saya
pribadi pernah mendengar kata2 seperti ini “itu kakak A ya ? kok sekarang
seperti itu ya, dulu beliau lho yang ngajak saya berjilbab syar’I, ngajak saya
ikut pengajian, ngajak saya buat jaga interaksi dengan lawan jenis, tidak
sms-an lewat jam 9 malam, tidak telfonan kalau tidak perlu atau bahkan sekedar
berbicara sambil menunggu angkotpun kalau bisa dihindari, dulu beliau
SubhanAllah, keren, luar biasa, lembut, sangat jaga jarak dengan lawan jenis,
kok sekarang seperti ini ya, sangat cair dengan lawan jenis, suka komen-komenan
dan ngasih smile di facebook kepada lawan jenis,apa bedanya facebook dengan
dunia nyata kalau ngasih smile dan komen2an di facebook justru buat efek jatuh
cinta itu lebih tinggi lho terhadap diri kita atau bahkan yang lebih parahnya
tidak hanya sekedar facebook didunia nyatapun sangat cair, ibarat es magnum
dibawah terik matahari padang 35 derajat celcius ditarok selama 1 jam. CAIR
tanpa batas”. J
nah iya ya. Pasti alas an kakak A nya terpaksa, mau gimana lagi, yang wong ini
tuntutan kuliah kami mesti bersama kami
mesti komen2an, ya wong ini tuntutan organisasi. Setidaknya ucapan itu tidak
akan keluar kalau kita pandai menyikapi, pandai menjaga dan pandai mensiasati, SIASAT itu penting.
Salah
satu yang sering membuat kita terlalai ialah begitu padatnya aktivitas dan
melupakana amalan yaumi minimal sehingga iman rapuh, tuntutan banyak dan
akhirnya iman itu terkikis akhirnya virus-virus seperti itu mudah sekali masuk
Ke diri kita, bahkan sudah resisten malah. Seseorang pernah berkata “ketika
seseorang bermasalah dengan semangat da’wahnya dan mudah terkikis oleh hal-hal
seperti itu, maka bisa dipastikan tarbiyahnya bermasalah seperti jarang hadir
tasqif, hadir liqo’, dll”. Mungkin ada yang bertanya,apa korelasinya coba ?
coba apa ? pasti ada ya, insyaAllah kita pasti merasakan, setiap kehadiran kita
diagenda tarbiyah pasti menambah ruhy dan keimanan kita, ketika kita lalai dan
virus itu masuk, opss proses itu terjadi juga.
Kemudian
ada yang bertanya, apakah yang berkata seperti diatas, sok menasehati tidak
pernah merasakan virusnya. Sebagai orang normal tentu pernah lah ya, namun
sebagai orang NORMAL juga kita bisa menetralkan kembali, menjadikan pHnya 7
lagi
untuk ukhti-ukhti yang berada didunia
siasah mensiasah, mari kuatkan tekad, jangan jadi orang mundur tanpa berita,
tapi jadilah orang2 terdepan didalam gerbong da’wah, karena tanpa kita da’wah
itu akan tetap jalan jua. Tetap ikut gerbang surga atau berhenti begitu saja ? Allahuakbar mari
bersama berdo’a agar Allah mengistiqomahkan kita disini. So Grateful to be part of
tarbiyah islamiyah
0 komentar:
Posting Komentar