Hari ini adek sekamar dirumah penuh ukhuwah a.k.a wisma sedang sakit. Sudah 2 hari demam, menggigil, mual, nafsu makan tidak ada, pernah ada riwayat blablabla. Karena ini hari minggu dan ingin fast response maka tentu saja tujuan kami adalah rumah sakit swasta yang buka 24 jam sebut saja B.
Rumah
sakit B ini jaraknya tergolong dekat dengan wisma.
Pertama kali masuk dan mendaftar. Saya baru tau kalau disana rekam mediknya sudah memakai sistem komputerisasi yang lansung link ke semua bagian, ke dokter yang memeriksa, ke apotek, ke lab, sampai kekasir. Nah kerennya ini ni. Baru kali ini (ya karna baru kali ini juga ke RS swasta) melihat dokter menganamnesa pasien dan lansung diketik dikomputer, jadi istilahnya Bye-Bye pena dan kertas. Dokternya Tanya-tanya dan lansung diketik kekomputer jawaban dari sipasien. Saya pikir awalnya itu aplikasi baru, jadi sidokter memasukan semua gejala yang dialami sipasien dan hasil pemeriksaan secara umum dan taraaa nanti diketahuilah apa penyakitnya, ternyata tidak ma’af saya sudah su’udzhon duluan. Itu hanya kertas anamnesa yang sudah diperbaharui menjadi aplikasi kece, ternyata diagonasanya masih murni dari buah pikir sidokter.
Pertama kali masuk dan mendaftar. Saya baru tau kalau disana rekam mediknya sudah memakai sistem komputerisasi yang lansung link ke semua bagian, ke dokter yang memeriksa, ke apotek, ke lab, sampai kekasir. Nah kerennya ini ni. Baru kali ini (ya karna baru kali ini juga ke RS swasta) melihat dokter menganamnesa pasien dan lansung diketik dikomputer, jadi istilahnya Bye-Bye pena dan kertas. Dokternya Tanya-tanya dan lansung diketik kekomputer jawaban dari sipasien. Saya pikir awalnya itu aplikasi baru, jadi sidokter memasukan semua gejala yang dialami sipasien dan hasil pemeriksaan secara umum dan taraaa nanti diketahuilah apa penyakitnya, ternyata tidak ma’af saya sudah su’udzhon duluan. Itu hanya kertas anamnesa yang sudah diperbaharui menjadi aplikasi kece, ternyata diagonasanya masih murni dari buah pikir sidokter.
Sidokter bertanya banyak hal,
(walaupun sudah sangat sering melihat adegan ini) tapi tetap terlihat keren (walaupun
sudah tau behind the scenenya bagaimana).
Dengan jas putih dan pertanyaan jitunya. Sidokter harus secepat kilat mengambil
tindakan, apakah cukup kasih obat, apakah dirujuk, apakah dan apakah ? Untuk
kasus siadek sang dokter meminta siadek untuk periksa darah rutin dan periksa
malaria. Setelah mendapat kertas untuk dibawa ke lab (oh yang bagian ini masih
pakai kertas ternyata, hee) kami menyerahkannya kepetugas lab, darah siadek
diambil dan kami menunggu beberapa saat. Alhamdulillah hasilnya normal dan negative malaria (soalnya
kami udah buka hasilnya dan baca duluan), sesuai amanat kami kembali lagi ke
sidokter untuk menyerahkan hasil lab. Sidokter mengetahui kalau adek saya ini
satu almamater dan satu jurusan persis dengannya. Maka keluarlah obrolan
ringan, seperti menyuruh adek saya membaca hasil labnya sendiri sampai bertanya
cara menghitung beberapa bagian dipemeriksaan darah rutin. Ujung-ujungnya
sidokter bertanya tentang dosen, teman satu angkatan siadek dan saya pikir
selepas kami pergi dosennya akan bernostalgila dengan semua kenangan semasa
kuliahnya. Pesan terakhir darinya “yaudah jangan stress kuliah di sini, Lulus
juga kok”
Hikmahnya
: (1) Bagi orang seperti saya yang masih suka maele-ele didalam belajar,
mulailah serius dear. Tidak mungkin kita buka buku didepan pasienkan, sedangkan
banyak penyakit dengan gejala yang mirip apalagi Oral medicine (ups… banyak
yang galau kalau cerita ini, haa – me too) :D ayok belajar setiap saat :)
(2) Seperti pesan dokter tadi
“yaudah jangan stress kuliah di sini, Lulus juga kok” pertanyannya ? lulus yang
dimaksud berapa tahun yaak? semoga bisa disegerakan, aamiin J
Like this post kak corri :D
BalasHapus